Krakatau Steel: Pilar Utama dalam Industri Baja Nasional untuk Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan -->

Header Menu

Krakatau Steel: Pilar Utama dalam Industri Baja Nasional untuk Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Monday, 23 December 2024





WARTA REPUBLIK.COM - Jakarta– PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memegang peranan penting dalam industri baja Indonesia, berfungsi sebagai produsen baja hulu dan baja antara yang menopang berbagai sektor industri nasional. Sebagai pionir dalam dunia baja, Krakatau Steel tidak hanya menjadi pelopor, tetapi juga sebagai "Mother of Industries" yang memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan industri lainnya. Keberadaan Krakatau Steel sebagai industri baja utama memberikan efek multiplier yang luas, mempengaruhi sektor dasar dan turunannya di seluruh penjuru negeri.

Menurut Direktur Utama PT Krakatau Steel, Muhamad Akbar, perusahaan ini terus berupaya menjalin sinergi dan kolaborasi yang erat, baik dengan sesama pelaku industri baja di dalam negeri maupun dengan regulator terkait, termasuk Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin). "Kami berkomitmen untuk membangun ketahanan dan kemandirian industri baja nasional. Hal ini kami lakukan melalui kerjasama yang berkelanjutan untuk memastikan industri baja kita tetap tumbuh dan berkembang," ujar Akbar.

Akbar menambahkan, hingga saat ini, Krakatau Steel dan produsen baja nasional lainnya menerima dukungan penuh dari pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian RI. Pemerintah memberikan dorongan melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung inovasi dan penerapan teknologi terbaru dalam proses produksi baja. Selain itu, kebijakan yang mengatur pengelolaan ekosistem industri baja juga menjadi faktor penting dalam mendukung keberlanjutan industri ini.
"Kami berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh pemerintah, terutama Kementerian Perindustrian RI. Berbagai kebijakan yang dirancang untuk mendukung industri baja, seperti pengendalian impor, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada produk baja, peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), hingga pemberian insentif seperti Tax Allowance dan Tax Holiday, semuanya bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas produksi industri baja nasional," ungkap Akbar.

Namun demikian, Akbar juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh industri baja di Indonesia, terutama terkait dengan tingginya angka impor baja dari negara-negara seperti Tiongkok, yang mencapai sekitar 37% dalam tiga tahun terakhir. "Kami terus bekerja sama dengan regulator untuk melindungi industri baja nasional, melalui kebijakan perlindungan perdagangan, seperti antidumping, trade remedies, dan safeguard, guna menjaga agar industri baja dalam negeri tetap berkembang dengan sehat dan berkelanjutan," tambah Akbar.

Wakil Menteri Perindustrian RI, Faisol Riza, turut menekankan pentingnya sektor industri baja dalam perekonomian Indonesia. "Industri baja memiliki peran yang sangat vital, terutama dalam sektor logam yang mengalami pertumbuhan pesat dan berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) non-migas. Industri baja menyumbang 5,9% dari PDB sektor non-migas, sebuah angka yang sangat penting bagi kemajuan ekonomi negara," ujar Faisol.

Pemerintah, melalui kebijakan-kebijakan yang ada, berkomitmen untuk terus mendukung sektor industri baja. Kebijakan tersebut mencakup pengendalian impor, peningkatan TKDN, dan kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan industri baja agar mampu bersaing secara global. Faisol juga menambahkan bahwa melalui kebijakan pengendalian impor, SNI untuk produk baja, serta pengaturan bahan baku, diharapkan utilitas dan kapasitas industri baja dapat meningkat dan memberikan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

Krakatau Steel sendiri optimistis dapat memenuhi kebutuhan baja dalam negeri, terutama dengan rencana transformasi dan restrukturisasi yang terus dilakukan. Akbar menjelaskan bahwa, seiring dengan proyeksi pertumbuhan permintaan baja nasional yang diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,5% pada tahun 2025, Krakatau Steel siap untuk berperan dalam pemenuhan kebutuhan baja tersebut. Pertumbuhan sektor-sektor lain seperti konstruksi, manufaktur, otomotif, dan infrastruktur yang mendukung perekonomian Indonesia menjadi peluang besar bagi industri baja.

"Industri baja nasional memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung sektor-sektor lain, seperti sektor konstruksi yang tumbuh 5,48%, sektor manufaktur yang tumbuh 6,4%, dan sektor otomotif yang mengalami peningkatan hingga 17%. Dengan adanya program infrastruktur pemerintah yang diperkirakan mencapai Rp400 triliun, industri baja nasional memiliki peran kunci dalam menyuplai kebutuhan dari berbagai sektor tersebut, yang pada gilirannya akan berkontribusi terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%," tegas Akbar.

Dengan sejarah panjang sebagai pelopor industri baja Indonesia yang dimulai dari Proyek Baja Trikora yang diprakarsai oleh Presiden Soekarno, Krakatau Steel berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan industri baja yang mandiri dan bernilai tambah tinggi. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia saat ini, Bapak Prabowo Subianto, yang berkomitmen untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Kami yakin dengan semangat re-industrialisasi dan ketahanan industri baja, termasuk peran Krakatau Steel sebagai sektor utama, kita bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius sebesar 8%. Dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan seluruh pemangku kepentingan, angka tersebut bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai," tutup Akbar.

( Red )