Diwarnai Aksi Bakar Poster, Massa Minta Usut Tuntas Oknum Polisi Penembak Pelajar SMKN 4 Semarang -->

Header Menu


Diwarnai Aksi Bakar Poster, Massa Minta Usut Tuntas Oknum Polisi Penembak Pelajar SMKN 4 Semarang

POLTAK
Thursday, 28 November 2024

SEMARANG, WARTAREPUBLIK --
Diwarnai Aksi Bakar Poster, Massa Minta Usut Tuntas Penembakan Pelajar Semarang Oleh Oknum Polisi.

Massa kamisan Semarang #JusticeForGamma menggelar aksi di halaman kantor Polda Jawa Tengah Semarang. Aksi itu diwarnai bakar traffic cone dan penyalaan kembang api, Kamis (28/11/24).

Aksi dimulai sekitar pukul 16.50 WIB. Mereka menuntut agar kasus penembakan siswa SMKN 4 Semarang, G (17) oleh polisi diusut tuntas 

Aksi tersebut diikuti para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi antara lain; Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip), peserta aksi kamisan, dan beberapa siswa SMA.

Mereka membentangkan poster bertuliskan '#JusticeForGamma', 'Aksi Kamisan, jangan diam, jangan diam, lawan', 'wartawan BUKAN humas polri', 'reformasi Polri', hingga 'police everywhere justice nowhere' yang dipasang menutupi banner Polda Jateng.

Aksi itu pun diikuti para siswa SMA yang ikut menyuarakan aspirasinya. Mereka datang bergerombol mengenakan seragam SMA.

"Kami ke sini bersama teman-teman, sebagai solidaritas untuk menegakkan keadilan," kata seorang pelajar di halaman Polda Jateng, Kamis (28/11/2024).

"Dengan gelaran aksi ini semoga keadilan akan tetap ditegakkan. Kami menuntut keadilan agar keadilan tidak hilang dari muka bumi pertiwi Indonesia," ungkapnya.

Aksi berakhir pukul 19.00 WIB. Tampak beberapa mahasiswa juga menempelkan selotip di jalanan hingga membentuk tulisan 'WDYC (who do you call) when police murders? (siapa yang mereka hubungi jika polisi adalah pembunuh?)'.

Mereka juga membakar traffic cone, poster yang dibawa, serta menyalakan kembang api. Meski sempat bersitegang, aksi berlangsung damai.

Koordinator Aksi Kamisan, Amin Muktafa mengatakan, aksi digelar guna merespons maraknya pembunuhan oleh polisi yang hingga kini belum terselesaikan. 

Salah satunya kasus penembakan terhadap seorang pelajar SMKN 4 Semarang, G (17) hingga tewas.

"Pelajar seharusnya bisa belajar bebas malah dibunuh hanya gara-gara senggolan dibalas tembakan. Ini menjadi akumulasi kemarahan rakyat dan mahasiswa," jelasnya.

"Seharusnya polisi menjadi penegak hukum, pengayom, dan pengaman masyarakat, nyatanya tindakan menyakitkan terhadap masyarakat. Masalah nyawa tidak bisa dihitung atau ditukar dengan nyawa," pungkasnya.

Ia mengatakan, aliansi masyarakat Semarang sore ini menuntut kekerasan yang dilakukan oleh aparat agar bisa segera dituntaskan. Polisi pun dituntut agar tak menggunakan senjata dengan semena-mena.

"Segera usut tuntas pelaku kejahatan yang ada di Semarang dan Jateng. Kami dukung pengungkapan," tegasnya.

Ia mengatakan, pihaknya pun sempat mendatangi keluarga korban. Sama seperti keluarga korban, mereka merasa tersakiti dengan tudingan bahwa korban tertembak Minggu (24/11) silam saat hendak tawuran di Semarang Barat, kawasan Paramount.

"Keluarga korban tidak mengakui bahwa korban adalah kreak atau gangster. Korban adalah orang tidak bersalah dan bukan kreak," pungkasnya.

(eko bhaktianto)