Dampak Prilaku Kasus Penahanan Guru Supriyani di Konawe Selatan -->

Header Menu


Dampak Prilaku Kasus Penahanan Guru Supriyani di Konawe Selatan

Friday, 1 November 2024

Oleh : Alusi Hadzami
Dampak Prilaku Kasus Penahanan Guru Supriyani di Konawe Selatan

Wartarepublik.id - Kejadian yang menimpa seorang guru honorer Bernama Supriyani yang berasal dari SDN 4 Baito dari Daerah Konawe Selatan Sulawesi Tenggara saat ini ramai di bicarakan menurut data dari Tribunnews.com Ade Suhendi (27/10/2024)

 Kasus ini berawal dari Supriyani yang Menganiaya Anak didik berinisial D yang merupakan seorang anak polisi, anak ini mengadukan ke orangtua nya yang merupakan seorang polisi tersebut bahwa memar di pahanya di akibatkan oleh pukulan dari supriyani dengan sapu ijuk, berita ini viral karena supriyani sudah sampai ke persidangan bahkan sempat di tahan polisi. 

Dari data Kompas.id Saiful rijal Yunus (28/10/2024) Supriyani tidak mengaku tuduhan tersebut, karena pada hari yang di tuduhkan supriyani tidak berada di dalam kelas korban, korban berasal dari kelas 1A sedangkan di hari kejadian supriyani berada di kelas 1B Lilis herlina Dewi yang sedang mengajar di kelas 1A tersebut menerangkan bahwa tidak pernah ada pukulan yang dilakukan oleh supriyani dan luka memar yang ada di paha korban di sebabkan korban jatuh ke dalam selokan Ketika sedang bermain.

Adapun prilaku yang dapat saya ambil dari berita tersebut adalah 

1. Peran Pendidik 
Guru di dalam Tingkat sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan disipilin siswa. Pemberian hukuman ataupun tegurang sering kali dianggap sebagai cara yang wajar dalam mendidik, terutama kepada siswa yang memiliki prilaku yang buruk. Dalam kasus supriyani ini, perilaku yang dianggap sebagai bentuk mendisiplinkan siswa justru memicu konflik hukum di mana latar belakang siswa tersebut sebagai seorang polisi. Hal ini menjadi perdebatan di Masyarakat tentang Batasan dan otoritas guru dalam mendidik serta kapan akan Tindakan disipliner akan di terima atau tidak. Setiap sekolah masing – masing akan memiliki SOP untuk siswa yang berperilaku tidak baik, dan biasanya menggunakan hitungan poin. Tapi untuk anak sekolah dasar bianya di lakukan diskusi terlebih dahulu di tanyakan alasan nya mengapa melakukan perilaku tidak baik. 

2. Respon orang tua 
Perilaku orang tua dalam menanggapi masalah yang di sekolah sangatlah bervariasi, tapi dalam hal ini yang langsung melibatkan pihak berwenang dalam ranah hukum jarang terjadi  sebenarnya dalam permasalahan seperti ini  seharunya bisa diselesaikan melalui diskusi secara bermuswarah bisa dilakukanya observasi dulu apakah yang disampaikan oleh siswa tersebut benar, bisa cek reka ulang CCTV tanpa perlu Langkah hukum sehingga merugikan banyak pihak dari guru serta murid yang lainnya. 

3. Dampak Psikologis  bagi para Pendidik 
Kesehatan mental dan psikologis seorang guru pun menjadi terpojok. Guru saat ini sudah merasa apapun yang dilakukan nya salah. Anak di marahi salah dan anak tidak marahi juga salah, merasa serba salah apapun yang di lakuakan karena jika dibandingakn dengan upah honorer yang tidak seberapa. Guru sebagai pendidik memang harus di gugu dan ditiru oleh karena itu setiap guru harus memiliki perilaku yang baik karena sebagai contoh atau role of model dari siswanya. Tantangan sangat besar menjadi seorang guru. 

Oleh karena itu seharusnya dengan masalah yang terjadi dari pihak orang tua maupun sekolah seharusnya melakukan mediasi dan obervasi terlebih dahulu, tidak perlu melakukan nya melalui jalur hukum, meskipun ya keluarga korban dari orang yang berada. Tapi tidak baik jika melihat masalah hanya dari satu sisi saja.