WARTA REPUBLIK.COM - CILEGON- – Pelaksanaan proyek Medical Center oleh RSUD Cilegon yang dibiayai melalui APBD Kota Cilegon mendapatkan perhatian serius dari masyarakat setempat. Proyek senilai Rp 50.324.070.000 yang dikerjakan oleh PT Himindo Cita Mandiri ini dianggap kurang profesional oleh aktivis.
Hamami Hambali, seorang aktivis senior, menyoroti masalah keselamatan kerja (K3) di lokasi proyek. Ia mengungkapkan, "Ini proyek puluhan miliar, tetapi pekerja tidak mematuhi standar keselamatan.
Di atas ketinggian, mereka tidak menggunakan helm dan bekerja dengan sandal jepit. Scaffolding juga tidak dipasang jaring pengaman."
Hamami menambahkan bahwa hal ini menunjukkan ketidakpatuhan terhadap SOP yang seharusnya diterapkan, terutama karena proyek ini berada di area rumah sakit yang banyak dikunjungi pasien.
Selain mengkritik kinerja kontraktor, Hamami juga mempertanyakan peran pejabat RSUD Cilegon sebagai pengguna anggaran. "Saya tantang PPK proyek Medical Center untuk berdiskusi terbuka mengenai SOP yang diterapkan," ujarnya.
Saat dihubungi, pihak manajemen kontraktor tidak dapat memberikan tanggapan. "Lagi tidak ada," jawab salah satu pekerja di lokasi proyek. Sementara itu, Direksi RSUD Cilegon juga belum memberikan komentar terkait tantangan debat terbuka dari aktivis.
Tantangan ini mencerminkan kekhawatiran masyarakat terhadap keselamatan dan profesionalisme dalam proyek yang bersentuhan langsung dengan layanan kesehatan.
Paldo/Red*